Pada kenal permainan dakon or bekelan gak kayak yang ada digambar gambar ini nih. Mungkin diberbagai daerah bukan itu ya namanya tapi kalau di jawa sebutan nya begitu. Waktu kecil pasti pernah main'nin donk, gak kalah asik nya dengan permainan yang lebih canggih lainnya kox. Emang karna efek perkembangan zaman ya di era sekarang udah jarang anak-anak kecil yang bermain permainan kayak gini, sekarang yang lebih sering kita lihat pasti pada online mainin internet dengan laptop dan hp yang super canggih ditangan nya. Yang nampak sekarang individualisme ya begitulah.
Dan waktu aku berkunjung di salah satu rumah temen baik ku, aku nemuin permainan yang sudah lama banget gak aku sentuh. Tiba-tiba waktu lihat dakon dan bekel rasa kekanak-kanak'an ku muncul entah mengapa begitu, gak sadar umur gitu hhehhe. Seketika aku ambil dan aku ajak temen ku buat main'in masih ngerasa assik dengan permainan itu semua. Kayak flash back ke masa-masa SD dulu emm sangat menyenangkan. Walaupun waktu kecil gak pernah menang kalau main tapi aku tetep seneng, seneng dengan keramaian nya,kerjasama,dan kekonyolan bareng temen-temen.
Sebenernya masih banyak permainan masa kecil dulu tapi yang paling berkesan mungkin main'an dakon dan bekelan ini.
Sebenarnya aku tak cukup tahu sejarah permainan ini, sekedar hanya main aja. Dan sekarang aku mau membahas salah satu permainan tradisional ini. Yukk mari di simak.
Ternyata Dakon mempunyai sejarah panjang. Secara internasional namanya adalah Mancala berasal dari bahasa Arab ‘Naqala’ yang artinya bergerak (wikipedia). Menurut dugaan asalnya dari Jordania setelah ditemukan papan mainan yang berusia 7000-5000 th sebelum masehi. Sedang di Afrika permainan ini juga sangat dikenal dengan nama Oware. Nah bisa nyampe ke Indonesia juga kemungkinan lewat perdagangan dengan saudagar Timur Tengah dan Afrika.
Jadi ingat saat kecil pernah memainkan ini caranya sebagai berikut:
Pada umumnya jumlah lubang keseluruhan adalah 16lubang,yang dibagi menjadi tujuh lubang kecil dan satu (lumbung)lubang tujuan untuk masing-masing pemain. Lubang tujuan merupakan lubang terkiri (biasanya diameternya lebih besar).
Skor kemenangan ditentukan dari jumlah biji yang terdapat pada lubang tujuan tersebut.
Setiap pemain mengambil semua biji yang terdapat pada lubang kecil yang diinginkan, untuk disebar satu biji per lubang berurutan searah jarum jam. Langkah tersebut dilakukan berulang. Apabila pada lubang terakhir meletakkan biji masih ada isinya (lubang tersebut tidak kosong) maka pemain tersebut melanjutkan dengan mengambil semua biji yang terdapat pada lubang tersebut dan melanjutkan permainan. Apabila peletakan biji terakhir berada pada lubang yang kosong maka pemain tidak dapat melanjutkan langkah. Giliran untuk bermain berpindah ke lawan. Keadaan ini disebut sebagai keadaaan
Permainan berakhir apabila seluruh biji sudah berada pada lubang tujuan masing-masing pemain, atau apabila salah satu pemain sudah tidak memiliki biji pada lubang-lubang kecilnya untuk dimainkan (disebut mati jalan). Pemenangnya adalah yang memiliki jumlah biji terbanyak pada lubangnya.
Bekel adalah salah satu jenis permainan tradisional dari Jawa Tengah. Di kala senggang atau saat pulang dari sekolah mereka biasanya memainkan bekel bersama-sama.
Bekel biasanya dimainkan oleh anak-anak perempuan berusia 7 -- 10 tahun dengan jumlah pemain 2 sampai 4 orang. Permainan ini bersifat kompetitif atau bisa dipertandingkan dengan aturan-aturan yang disepakati bersama.
Apa saja sih alat yang digunakan untuk bermain bekel?
1. Bola karet. Bola ini terbuat dari karet. Besarnya kira-kira seukuran bola pingpong atau bola golf. Bola ini biasanya berwarna-warni dengan motif yang menarik.
2. Biji bekel. Biji bekel ini ukurannya juga kecil. Biasanya terbuat dari kuningan yang berjumlah 10 buah. Setiap bijinya terdapat 4 muka yang berbeda.
Pertama , bola dan biji bekel itu digenggam menjadi satu, kemudian bola dilempar setinggi kurang lebih 30 cm. Setelah bolanya turun dan memantul, biji bekel dilepas dalam posisi acak, kemudian diambil satu per satu, dua-dua, tiga-tiga, dan seterusnya sampai habis.
Kedua , biji bekel yang sudah dilepas dari genggaman dibalikkan menjadi posisi menghadap ke atas atau istilahnya 'mlumah'. Kemudian, dibalikkan lagi menjadi posisi tengkurap atau 'mengkurep'.
Ketiga , permainan akan dinyatakan berakhir/berhenti atau istilahnya mati, jika saat pengambilan biji bekel tangan si pemain mengenai atau menyentuh biji bekel yang lain.
ya sudah dehh sekian ya...
mari lestarikan kembali permainan tradisonal kita. Itu lebih menyenangkan dan lebih mendidik juga.